Ketika senja mulai menghampiri bumi, Sang Raja memanggil para brahmana..
"Wahai, Para punggawa istana astinapura.. Segera panggil Para Brahmana ke istana.. Agar segera bertemuku di balairung istana.. Aku butuh nasehat bijak dari Sang Brahmana", Titah Sang Raja..
"Daulat, tuanku", kata para punggawa istana bergegas ke paseban Istana..
Tidak lama kemudian, para brahmana datang ke balairung istana...
"Wahai para brahmana. Aku membutuhkan nasehat bijaksana dari para brahmana.." Kata sang Raja..
"Ada apa, tuanku Raja Astinapura ?", tanya sang Brahmana heran..
"Di Seberang istana, pemimpin padepokan berani melawan titahku. Siapakah pemimpin padepokan yang berani melawan titahku ? Apakah kesaktiannya sakti mandraguna sehingga berani melawan titahku ? Apakah padepokan tidka mengajarkan kesantunan agar tidak boleh melawan titah Raja ?' Tanya sang raja memulai amarahnya..
"Titah yang mana, Tuanku yang dilawan pemimpin padepokan ? Bukankah ikat kepala TItah Raja sudah diterima oleh rakyat Astinapura.. Apabila beberapa waktu adipati yang melawan titah Raja, bukankah para punggawa sudha sudah menyampaikannya. Sang Adipati kemudian mengikuti titah raja dan tidak berani melawan, tuanku". Kata sang brahmana bijaksana..
"Bukan ikat kepala.. Tapi titah agar rakyat Astinapura menjaga kampungnya. Dan agar para punggawa menangkap perompak yang membakar lumbung padi rakyat", Kata sang Raja..
"Tidak salah dengna titah Raja.. Namun apakah sang pemimpin padepokan tidak setuju dengna titah Raja", tanya sang Brahmana..
"Kemarin pemimpin padepokan bersuara di kerumunan pasar. Mengatakan titahku harus dilawan.. Karena titahku tidak sesuai dengan dirasakan oleh rakyat astinapura".. Jelas sang Raja..
"Tuanku, Apabila pemimpin padepokan bersuara, maka bisa dipastikan, ada yang keliru dengna titah tuanku.. Sebaiknya, tuanku mengutus para punggawa untuk bertemu dengan pemimpin padepokan untuk menanyakannya", pinta sang Brahmana..
"Padepokan di seberang istana terkenal akan keluhurannya. Kitabnya mengandung ajaran leluhur negeri Astinapura. Pemimpin padepokan merupakan orang melaksanakan ajaran leluhur kitab negeri Astinapura.. Semoga Sang Pemesta alam merestui negeri Astinapura", Pesan sang Brahmana..
"Baiklah. Saya akan perintakan kepada para punggawa untuk bertemu dengan pemimpin padepokan", kata sang Raja sambil meninggalkan balairung istana..
"Wahai, Para punggawa istana astinapura.. Segera panggil Para Brahmana ke istana.. Agar segera bertemuku di balairung istana.. Aku butuh nasehat bijak dari Sang Brahmana", Titah Sang Raja..
"Daulat, tuanku", kata para punggawa istana bergegas ke paseban Istana..
Tidak lama kemudian, para brahmana datang ke balairung istana...
"Wahai para brahmana. Aku membutuhkan nasehat bijaksana dari para brahmana.." Kata sang Raja..
"Ada apa, tuanku Raja Astinapura ?", tanya sang Brahmana heran..
"Di Seberang istana, pemimpin padepokan berani melawan titahku. Siapakah pemimpin padepokan yang berani melawan titahku ? Apakah kesaktiannya sakti mandraguna sehingga berani melawan titahku ? Apakah padepokan tidka mengajarkan kesantunan agar tidak boleh melawan titah Raja ?' Tanya sang raja memulai amarahnya..
"Titah yang mana, Tuanku yang dilawan pemimpin padepokan ? Bukankah ikat kepala TItah Raja sudah diterima oleh rakyat Astinapura.. Apabila beberapa waktu adipati yang melawan titah Raja, bukankah para punggawa sudha sudah menyampaikannya. Sang Adipati kemudian mengikuti titah raja dan tidak berani melawan, tuanku". Kata sang brahmana bijaksana..
"Bukan ikat kepala.. Tapi titah agar rakyat Astinapura menjaga kampungnya. Dan agar para punggawa menangkap perompak yang membakar lumbung padi rakyat", Kata sang Raja..
"Tidak salah dengna titah Raja.. Namun apakah sang pemimpin padepokan tidak setuju dengna titah Raja", tanya sang Brahmana..
"Kemarin pemimpin padepokan bersuara di kerumunan pasar. Mengatakan titahku harus dilawan.. Karena titahku tidak sesuai dengan dirasakan oleh rakyat astinapura".. Jelas sang Raja..
"Tuanku, Apabila pemimpin padepokan bersuara, maka bisa dipastikan, ada yang keliru dengna titah tuanku.. Sebaiknya, tuanku mengutus para punggawa untuk bertemu dengan pemimpin padepokan untuk menanyakannya", pinta sang Brahmana..
"Padepokan di seberang istana terkenal akan keluhurannya. Kitabnya mengandung ajaran leluhur negeri Astinapura. Pemimpin padepokan merupakan orang melaksanakan ajaran leluhur kitab negeri Astinapura.. Semoga Sang Pemesta alam merestui negeri Astinapura", Pesan sang Brahmana..
"Baiklah. Saya akan perintakan kepada para punggawa untuk bertemu dengan pemimpin padepokan", kata sang Raja sambil meninggalkan balairung istana..