Tergopoh-gopoh punggawa istana menghadap maharaja negeri Alengka..
"Ada apa, punggawa istana ? Mengapa engkau datang terburu2 ?, tanya sang maharaja heran..
" Daulat, tuanku.. Utusan raja negeri alengka sdh berada di depan istana. Lengkap dgn pasukan dan hulubalang.. Umbul dinaikkan.. Terompet berbunyi.. Genderang bersuara tanpa henti.. Hamba khawatir, sang raja hendak menyerbu istana, tuanku " sembah sang punggawa istana.. Mukanya pusat.. Terbayang masa depan istana..
"Daulat, tuanku.. Menurut kabar angin yg beredar. Kedatangan raja ke istana Alengka hndk mengabarkan berita.. Alangkah mulianya tuanku pabila sdh menerimanya, sembah utusan Raja..
Sambil memanggil brahmana istana, sang Maharaja bertanya.. " bagaiman menurutmu, brahmana istana ?". Tanya sang maharaja..
"Sebaiknya diterima kedatangan sang Raja.. Entah beberapa kali utusan raja mengabarkannya.. Tentu ada gerangan kabar penting hendak disampaikan" tutur sang brahmana lembut dan bijaksana..
"Kasihan, tuanku.. Sdh beberapa raja berdiri di depan istana.. " timpa sang resi pelan..
"Baiklah.. Silahkan masuk raja ke istana.. " titah sang maharaja sambil bersiap ke balairung istana..