Berkumpullah Para punggawa, Adipati, Senopati dan kerani Istana. Mengelilingi Sang Raja Negeri Astinapura di Balairung istana..
"kabar apa yang hendak kalian sampaikan, para punggawa, adipati, senopati dan kerani istana ? Tanya sang Raja sambil menghentikan semedinya..
"Daulat, tuanku.. Negeri Astinapura sedang berduka. Beberapa purnama berlalu, negeri astinapura mengalami duka "guntur pawatugunung". Belum usai penduduk merapikan rumahnya, skrang kita mengalami Sirna ilang kuntaning Bumi".. Demikian, tuanku ? ujar punggawa istana sambil sembah takzim
"Apa sesungguhnya yang terjadi ? Tanya Sang Raja..
"Raditya sedang menumpahkan amarahnya. Varuna sedang murka" Ujar sang punggawa sambil membungkukkan badannya. Mukanya tertekuk. Tidak berani menatap wajah sang Raja..
"Apakah Brahmana tidak merapal puji-pujian kepada Sang Dewa.. Sehingga Dewa begitu murka ? Tanya sang Raja ..
"Tuanku Yang dipertuan Agung. "Paseban" tempat suci bersemedi sudah dikotori sang durjana.. Dedemit suka bersarang disana.. Tuanku harus bertapa untuk Vratyastoma.. Sehingga negeri Astinapura tidak dimurkai Sang Varuna.. Demikian, tuanku..
"baiklah.. Siapkan tempat semedi untuk aku bertapa.. "
"Para kerani segera mengeluarkan ransum istana.. Agar Rakyat tidak kelaparan disana". Titah Sang Raja..
"daulat, tuanku". Ujar serempak penghuni Balairung Istana..
* Guntur Pawatugunung = Gempa bumi..
* Sirna ilang kuntaning Bumi = Bencana alam
* Raditya = Matahari
* Varuna = Dewa Air